Assalamualaikum teman-teman, alhamdulillah kita sudah melewati Ramadhan dan Idul Fitri 1439H. Bagaimana target ibadahnya di Ramadhan kemarin?
Yang tercapai semua, alhamdulillah 😊 semoga istiqomah. Dan yang belum mencapai targetnya jangan bersedih hati, selalu ingat Allah menilai prosesnya bukan hasilnya 😊.
Semoga kita semua bisa dipertemukan di Ramadhan tahun depan, bisa memperbaiki juga meningkatkan target-target ibadah kita. Amiin YRA 🙏.
Masih dalam nuansa Idul Fitri yang identik dengan maaf-maafan, namun terkadang hanya tangan yang berjabat, lisan yang mengucapkan maaf lahir batin, namun hati tidak berkutik.
Banyak di antara kita yang sulit memaafkan kesalahan orang lain bahkan cenderung melupakan banyaknya kebaikan orang lain karena satu kesalahan saja. Seolah-olah seribu kebaikannya terhapus karena satu kesalahan.
Memaafkan bukan hanya soal bersalaman mengucapkan maaf lahir batin namun mengikhlaskan semua perasaan tidak suka perasaan tidak enak perasaan sakit hati yang kita alami.
Berikut ada beberapa alasan mendasar mengapa kita sebagai manusia harus saling Maaf memaafkan dan harus memiliki jiwa pemaaf.
Mari latih diri kita untuk memiliki jiwa pemaaf, karena ;
1. Manusia tidak luput dari dosa dan kesalahan.
Sadari bahwa manusia tidak pernah luput dari dosa dan kesalahan, sadari bahwa setiap manusia pasti pernah melakukan kesalahan termasuk kesalahan terhadap kita, Dan sadari bahwa kita pun sama sangat mungkin melakukan kesalahan terhadap orang lain.
Sebagaimana kita ingin kesalahan kita diampuni Allah dan dimaafkan orang lain.
Jadilah kita pribadi yang gampang meminta maaf dan berlapang hati untuk memaafkan.
2. Mengikuti Teladan Rasul yang Jiwanya Penuh Maaf.
Rasul adalah contoh kita untuk berperilaku dan berbuat, sudah jelas Allah berkata bahwa Rasul adalah suri tauladan yang baik untuk kita. Kita tidak akan pernah tersesat di dunia ketika berpegang teguh kepada al-quran dan sunnah Rasulullah.
Kita bisa lihat dan pelajari pribadi Rasulullah yang jiwa maafnya sangat luas. Perjuangan beliau untuk menyebarkan agama Islam dan Al Quran sungguh sangat tidak mudah, bertaruh Jiwa raga dan nyawa. Yang membenci Rasulullah sangatlah banyak, cacian sudah jadi makanan sehari-hari, pelemparan sampah hingga batu, ssampai pelipis Rasuldan tubuhnya berdarah-darah, diludahi, diasingkan, sampai rencana pembunuhan kepada Rasulullah dilakukan oleh orang-orang yang membencinya.
Namun hati Rasul begitu lembut tidak memiliki rasa dendam kepada orang-orang yang telah menyakitinya. Rasul hanya berkata bahwa mereka belum mengetahui kebenarannya dan Rasul selalu berikhtiar agar mereka semua tahu kebenarannya dan meyakini kebenaran Islam dan Alquran yang dibawa Rasulullah.
Ujian memaafkan kita tidak seberat ujian memaafkan Rasulullah kan? namun mengapa kita begitu sulit untuk memaafkan kesalahan orang lain, padahal kita sendiri pun tidak pernah luput dari salah.
Mari kita contoh jiwa pemaaf yang Rasul miliki, bagaimana Rasul hatinya seluas samudra, ikhlas memaafkan bahkan sebelum orang lain meminta maaf.
3. Belajar dari Rab kita, ALLAH tidak pernah dan tidak mungkn berbuat salah namun ampunanNya begitu luas bagi hambaNya.
Allah begitu Maha Baik, Maha Pengampun lagi Maha Penyayang. Sebanyak apapun dosa yang kita lakukan, sebesar apapun dosa yang kita lakukan, jika kita bertaubat dan meminta maaf pada Allah secara bersungguh-sungguh, Allah tidak akan menutup pintu maafnya. Pintu maaf Allah begitu besar, begitu luas kepada kita. Padahal dosa kita sudah mengunung tinggi gunung namun ampunan dan rahmat Allah melangit luas.
“Katakanlah: “Hai hamba-hamba-Ku yang malampaui batas terhadap diri mereka sendiri, janganlah kamu berputus asa dari rahmat Allah. Sesungguhnya Allah mengampuni dosa-dosa semuanya. Sesungguhnya Dia-lah Yang Maha Pengampun lagi Maha Penyayang. Dan kembalilah kamu kepada Tuhanmu, dan berserah dirilah kepada-Nya sebelum datang azab kepadamu kemudian kamu tidak dapat ditolong (lagi).” (QS. Az Zumar: 53-54).
Malu kita terhadap Allah sebagai hamba yang berlumuran dosa ketika sulit untuk memaafkan kesalahan orang lain, sedangkan Rabb kita memiliki ampunan yang begitu luas kepada kita, hambaNya.
4. Perintah ALLAH untuk Memiliki Jiwa Pemaaf.
” Jadilah engkau pemaaf dan suruhlah orang mengerjakan yang ma’ruf, serta berpalinglah dari pada orang-orang yang bodoh. .” (QS. Al-A’raaf : 199)
“…dan balasan kejelekan itu adalah kejelekan pula, namun siapa yang memaafkan dan memperbaiki (hubungannya), maka pahala baginya di sisi Allah. Sungguh Allah tidak menyukai orang-orang yang dhalim. “(QS. Asy Syura : 40)
“…dan jika kamu maafkan dan kamu santuni serta ampuni (mereka), maka sungguh, Allah Maha Pengampun, Maha Penyayang.” (QS. At Taghaabun : 14)
————
Tentunya memiliki jiwa pemaaf ini prakteknya tidak semudah teorinya , perlu dilatih, pelan tapi pasti. Kuncinta luruskan niat hanya untuk mendapat RidhaNya saja.
Memaafkan proses hati, melupakan proses waktu.
Bantu ikhtiar kita dengan focus melihat kebaikan orang lain dan memperbaiki diri sendiri. 😊🙏